by
.
Sore di Hari Minggu yang terasa biasa saja. Aku memutuskan untuk menapaki marmer gereja untuk menyisihkan waktu untuk Tuhan di penghujung minggu. Aku datang sendirian waktu itu, orang rumah sudah melaksanakan kewajiban itu tadi pagi dan tidak berbidah pada aturan seperti yang aku lakukan.
Jam 17.11 WITA.
Aku masih ingat angka apa yang jam tunjukkan saat kubuka pintu kaca Gereja Hati Yesus Yang Maha Kudus, karena aku melakukannya sembari menilik jam digital di handphone-ku. Saat aku masuk, suasana di dalam gereja masih senggang, hanya ada segelintir umat yang mengisi baris-baris bangku yang disediakan. Ruangan berbentuk separuh lingkaran itu dipenuhi aroma dupa sisa pembakaran yang berasal dari turibulum[1] yang digunakan saat misa pagi tadi. Sementara, suara seorang wanita paruh baya yang mengumandangkan doa Rosario[2] membuat suasana kusyuk di tempat itu semakin menjadi.
Ah, misa belum dimulai rupanya, pikirku tatkala kulihat altar masih sepi penghuni…
View original post 1,883 more words